Kali ini, saya ingin bercerita macam-macam kejadian amazing (paling enggak buat saya lah ya) menguras hati di perjalanan dan di sana seperti yang saya tulis ringkasannya di post instagramku yang ini.
Di sini backsound nya suara dengungan sayap lebah di mana-mana. Alhamdulillah si kecil udah gak khawatir disengat lebah. Padahal pas mau berangkat agak enggan karena tau banyak lebah.
.
Maasyaallah cakeep. Banyak pengalaman yang menguras hati juga selama di sana, alhamdulillah, ‘ala kullihal. Mulai dari mount tripod (benda kecil tapi penting) untuk memasang kamera ke tripod hilang terjatuh dari tas di sana. Gimana nyarinyaaaa, buk? Disusuri dua kali gak ketemuuuu. Yang kedua, lebih wow lagi yaitu kamera jatuuuh gara2 si anak iseng >_<. Kemudian bus yang menuju stasiun telat 15 menit. Lalu, kami sempat dioper ke kereta lain. Seru sekali! .
Mayfield atau Hitchin? Tahun ini, di musin panas alias summer kami ingin mengunjungi kebun Lavender. Nah, di deket London ini, ada dua padang lavender yang lumayan dekat dengan London, yaitu Mayfield Lavender Farm dan Hitchin Lavender. Yang Mayfield ada di selatan London sedangkan Hitchin ada di utara London. Biaya perjalanan kira-kira mirip untuk keretanya. yaitu sekitar £22 untuk dua orang sudah termasuk biaya bolak balik/return. Kemudian, kita perlu naik bus ke padangnya.
Apalagi yang membedakan keduanya? Yup, biaya tiket masuk. Untuk Hitchin kita perlu merogoh kocek sebesar 6 poundsterling per adult sudah termasuk dipinjemin gunting dan dikasih tas agak kecil untuk memetik lavender sesuka hati kita. Anak2 gratis. Untuk Mayfield, harga tiket 2 per adult, padangnya memang lebih kecil dari Hitchin dan nggak bisa petik lavender sesuka hati. Anak-anak juga free kayaknya. Hitchin juga punya padang bunga matahari sebagai bonusnya. Kalau pengen petik bunga matahari yang gede, bayar lagi setengah poundsterling alias 50p per batang.
Apa aja yang kami bawa? Tentu saja kameraaaaa dan tripod, makan siang berupa beef burger yang praktis, picnic rug untuk makan-makan di puncak padangnya yang memang bentuknya meninggi, payung buat kalau kepanasan (waktu itu awal Agustus memang lagi panas2nya karena ada heatwave sejak Juli sih), dan air putih.
Yuk, berangkaaat. Nih, ada pdf waktu dan tempat yang aku save dari Google map. Silakan Download di sini. Best, deh pokonya. Kamu gak perlu mikir lagi kapan mesti berangkat dari London biar waktunya tepat karena sudah aku sesuaikan dengan jadwal bus dan jadwal buka si Hitchin.
Kami berangkat pagi-pagi sekitar pukul 7. Kemudian kami menuju stasiun kereta national rail King’s Cross London. Di sana, kami print tiket yang sudah kami beli lewat aplikasi trainline. menurut Google Map, ada dua saran perjalanan menuju ke Hitchin Lavender, yaitu lewat stasiun Arlesey (baca Arlsi)atau stasiun Hitchin. Kami memilih stasiun Arlesey karena hanya perlu naik bus sekali menuju lavendernya sedangkan Hitchin Station perlu dua kali lagi naik bus. Perjalanan menuju stasiun Arlesey 39 menit. Nunggu bus 72 dari The Old Oak ke The Green yang jadwalnya sejam sekali yaitu menit ke 43. Naik bus ini 8 menit, jalan kaki bentar, nyampe deh ke lavendernya. Buka pukul 10 ya jadi masih sepi bisa poto2 sesuka hati.

Awalnya kami mengantri untuk bayar tiket. Bawa cash lebih cepat antrinya karena yang lain hampir semua pakai card, sedangkan garis antri dibagi dua yaitu yang pakai cash dan yang pakai card. Waktu itu kita sendiri yang pakai cash, hahahaha.
Waktu pertama masuk sana, kesan kami adalah:
“MaasyaAllaah.. luas bangeeeet!”
Kami mengambil foto dari bagian depan alias bagian bawah dari padang ini. Setelah puas jepret2, kami pasang posisi foto sekeluarga pakai tripod. Si kecil nih memang iseng selalu pengen dan penasaran mau pegang kamera/tripod setiap selesai jepret foto keluarga, kayak waktu kami mengunjungi sakura cherry blossom di Greenwich Park musim semi lalu. Sebenarnya kami sudah mewanti-wanti tapi ya mungkin karena curiousity nya yang kelewat tinggi dan pengen ngerjain maminya, begitu selesai jepret dia langsung lari ke depan. Awalnya sih berhasil kami tangkap, tapi itu yang pertama. Setelah setting kamera lagi dan jepret lagi, lama-lama lengah juga dia berhasil lari ke depan daaaaaan;
“Ouch!”
Yup kamera terjatuh. Tapi alhamdulillah, kamera tetap ok dan yang tergores sedikit adalah filter yang aku pasang di depan lensa. Jatuhnya juga di tanah yang gak terlalu keras.

Kami lanjut foto-foto. Tapi kapok pakai tripod. Gantian ajalah fotonya. Tripod langsung saya lipet. Dah. No more tripod. Kami lanjut sambil payungan pakai payungnya pink pinjeman mbak Ami, wakakaka. Metik lavender lebih banyak lagi. sampai hampir full dua tas.

Mantap deh pokoknya dengan backsound lebah berdengung dan wangi lavender. Seneng juga alhamdulillah si kecil dah gak takut lebah. Padahal banyak banget lo lebahnya. Saran kami pokonya pakai celana/rok panjang biar gak gampang disengat.

Setelah puas, kami naik padang bagian yang lebih atas/tinggi. Ada padang lapang untuk menggelar tikar makan siang. Setelah menikmati makan siang, kami turun lagi, kali ini lewat padang bunga matahari. Nah, di sela-sela bawah bunga-bunga matahari itu ada bunga mirip bunga favorit si kecil, yaitu,
“Wow, dandelion!”
Begitu teriaknya saat melihat benih-benih yang gampang ditiup langsung deh dia tiup2 sampai terbang semua.
Bunga matahari ini juga banyak lebahnya. Bahkan lebih gede-gede daripada yang di lavender. Tapi si kecil malah liat deket2
“Hello, bumblebee!”
Begitu katanya.

“Wow, it’s so fluffy!” katanya sambil mengusap-usap bagian tengah bunga.
Yak, kami pun turun dan si kecil menyempatkan diri main traktor-traktoran warna ungu yang bisa dinaikin.

Waktunya pulang. Pulangnya gampang, ya, pokoknya kami pakai kereta jam tiga sore dari Arlesey ke King’s Cross London. Jadi dari lavendernya, kita perlu jalan kaki ke bus stop The Green yang tadi, tentu saja pilih yang seberangnya, ya. Bus 72 lewat sejam sekali pada menit ke 19. Jadi usahakan pukul 14.19 sudah di bus stop. Tapiii.. waktu itu bus kami telat sekitar seperermpat jam lebih. Bikin kami deg-degan bisa gak ya ngejar kereta jam 15.04 di Arlesey. Alhamdulillah masih keburu. stasiunnya deket kok, ngebusnya cuma 9 menit.
Terus, yang cerita kami dioper itu ketika sampai Stevenage. tiba-tiba kerata berhenti lama di stasiun. Nunggu dan nunggu, beberapa kereta lain lewat dan jalan biasa aja dari platform Stevenage lainnya, akhirnya ada pengumuman ada suatu masalah jadi penumpang harus pindah semua ke kereta sebelah yang juga menuju King’s Cross.