Dulu, aku berpikir bahwa clodi itu barang elit yang manja (halah manja, maksudku susah perawatannya dan banyak mmuntut harus gini gitu dsb). Ternyata, kalau udah tau, asyik lho nglodi ituuuuuh….
Clodi, mungkin kata ini asing bagi sebagian orang dan akrab sekali bagi sebagian yang lain. Gampangannya, istilah clodi atau cloth diaper ini merujuk pada popok kain modern. Bayangkan saja bentuknya kayak pospak (popok sekali pakai) yang terbuat dari kain. Atau p*mpers dari kain, gitu aja, deh. 🙂 jadi bisa dicuci ulang.
Duluuuuu pertengahan 2011 aku mulai mengenalnya lewat dagangan online seorang teman. Beliau gencar mempromosikannya sambil mengaitkannya dengan Go Green dan keiritannya yang maha dahsyat dibandingkan kalau baby kita kasih pospak tiap hari. Waw banget, kan?
Iya, clodi ini mahal. Tapi karena ia bisa dipakai lagi setelah dicuci, jadi bisa dipakai sampe usia 2 tahunan. Ok, kan? Hal ini karena clodi kebanyakan punya snap untuk mengatur ukurannya. Jadi, walau modal awal gede (bisa sampe 90000 per biji nya), tapi irit karena gak perlu beli terus tiap bulan kayak pospak. Go Green nya sebelah mana? Ya dengan dicuci ulang akan mengurangi sampah pospak yg katanya baru bisa diurai 50 tahun kemidian. Iiiih.. lama bingit yak.
Bagian clodi terdiri atas cover dan insert. Cover bisa polos, bermotif, atau minky (beludru). Bisa pakai snap atau velcro untuk perekatnya. Kain dalemnya ada yang dari fleece atau suede. Insert yang dimasukkan dalam kantong (untuk jenis pocket diaper) atau ditaruh di atas cover (untuk jenis cover diaper) bisa dari microfiber, bamboo, atau hemp.
Gimana nyucinya? Gampang. Mesin bisa asal pakai laundry net, tangan bisa. Pup? Segera aliri air dan kucek ringan setelah kena, lalu taruh bersama clodi kotor lain. Intinya, deterjen dikit, gak boleh ada pelembut atau pemutih. Bilasnya sampai bersih dari deterjen. Gak perlu disetrika. Jemur di terik matahari.
Yep, usia 3 bulan, Luqman mulai pakai clodi setelah emaknya dipengaruhi olwh seorang teman di Bangkok yang make in clodi ke anaknya, via wasap. Awalnya, emaknya ini masih ragu katena menganggap clodi itu ribet. Makasih Mbak Nia. Lalu jazaakillaah khoiro juga buat Mbak Putri yang secara halus mendorong saya untuk belajar sendiri tentang clodi di forum komunitas popok kain dan sumber lain. Yang pasti, buat abinya Luqman juga jazaakallaah khoiro, udah beliin clodinya.:)
Foto2 menyusul ya…