Sirah Nabi periode madinah

  1. Arti dan Tujuan Hijrah Rasulullah dan Umat Islam

Ada dua macam arti hijrah, yaitu:

  1. Hijrah yang berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah untuk melakukan perbuatan yang baik, yang disuruh Allah dan diridhai-Nya. Rasulullah bersabda:
  2. Hijrah yang berarti berpindah dari suatu negeri kafir (non islam) karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman, dan kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian, umat Islam berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan beribadah. Seperti yang dilakukan Rasulullah dan umat Islam saat berhijrah dari Mekkah ke Yastrib (Madinah) pada 12 Rabiul Awwal tahun pertama Hijrah (20 September 622 M).

Tujuannya adalah:

  1. Menyelamatkan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir Quraisy.
  2. Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah.

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلأجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui”. (An-Nahl: 41)

  1. Faktor-Faktor yang Mendorong Nabi Muhammad Berhijrah
  1. Adanya tanda-tanda perkembangan dakwah Islam yang baik di Madinah. Pada tahun 621 M, 13 penduduk Yastrib menemui Nabi Muhammad  di Bukit Arafah. Mereka berikrar masuk Islam dan kejadian itu disebut perjanjian Aqabah I. Lalu, tahun 622 M, 73 penduduk Yastrib dari suku Aus dan Khazraj megunjungi Rasulullah dan mengundangnya ke Yastrib.
  2. Ada rencana pembunuhan terhadap Rasulullah karena orang-orang kafir khawatir bila Islam telah jaya di Madinah akan menguasai mereka. Rencana ini gagal.
  1. Dakwah Rasulullah Periode Madinah

Materi dakwah yang beliau sampaikan pada periode Madinah ini umumnya tentang masalah sosial kemasyarakatan yang tertuang dalam 25 Surah Madaniyah dan hadis-hadis periode Madinah. Dakwah ini bertujuan agar umat Islam benar-benar menjadi orang yang bertaqwa dan membentuk masyarakat madani di Madinah.

Namun, ada pula orang yang tidak suka dengan berkembangnya Islam, seperti kaum kafir Quraisy, Yahudi, dan sekutu mereka. Setelah ada izin dari Allah untuk berperang maka Rasulullah r menyusun kekuatan untuk menghadapi peeprangan dengan orang kafir yanag tak dapaat dihindari lagi. Tujuannya adalah:

  1. Membela diri, kehormatan, dan harta.
  2. menjamin kelancaran dakwah, memberi kesempatan pada mereka yanag hendak menganutnya.
  3. Untuk memelihara umat Islam agar tidak hancur.

Perang pada masa Rasulullah di antaranya:

  1. Perang Badar Al Kubra, 17 Ramadhan 2 H, di Perigi Badar. Peperangan ini dimenangkan kaum muslimin.
  2. Perang Uhud, pertengahan Sya’ban 3 H, di Bukit Uhud. Pihak muslimin mengalami kekalahan.
  3. Perang Ahzab (Khandaq), Syawal 5 H. Dengan siasat pembuatan parit, kaum muslimin memperoleh kemenangan.
  4. Perang Mut’ah, tahun 8 H, di desa Mut’ah, bagian utara Arab.
  5. Perang Tabuk, tahun 9 H, di kota Tabuk, bagian utara Arab.

Pada masa Rasulullah terjadi pula suatu perjanjian yang disebut sebagai perjanjian Hudaibiyah. Untuk melakukan perundingan, pihak kaum kafir Quraisy diwakili oleh Suhail Ibnu Umar, dan delegasi umat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad . Isi perjanjian ini adalah:

  1. Gencatan senjata antara Quraisy Mekkah dan umat Islam penduduk Madinah.
  2. Orang Islam dari kaum kafir Quraisy yang datang kepada Umat Islam tanpa seizin walinya hendaklah ditolak.
  3. Kaum Quraisy tidak menolak orang Islam yang kembali bergabung dengan mereka.
  4. Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kedua pihak diperbolehkan.
  5. Kaum muslimin boleh mengerjakan umrah tahun berikutnya, dengan syarat:
  1. Kaum muslimin masuk kota Mekkah setelah penduduknya untuk sementara keluar Mekkah
  2. Kaum muslimin tidak membawa senjata.
  3. Kaum muslimin hanya boleh berada di Mekkah tiga hari tiga malam.

Akhirnya, tahun ke-9 dan 10 H, hampir seluruh Jazirah arab masuk Islam. Namun, Rasulullah r diutus bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi seluruh dunia.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al Anbiyaa’: 107)

  1. Dakwah Islamiyah Keluar Jazirah Arabia

Rasulullah r menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk agama Islam dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah pada pembesar-pembesar mereka, seperti:

  1. Heraclius, Kaisar Romawi Timur

Ia menerima surat dakwah Rasulullah melalui Dihijah bin Khalifah. Heraclius tak menerima seruan dakwah tersebut karena tak mendapat persetujuan dari para pembesar agama dan pendeta. Namun, surat dakwah itu dibalas dengan sopan serta mengirimkan hadiah untuk Rsulullah .

  1. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir

Utusan yang datang padanya ialah Hatib. Muqauqis belum menerima seruan masuk Islam, namun ia mengirim surat balasan serta hadiah-hadiah.

  1. Syahinsyah, Kaisar Persia

Surat dakwah Rasulullah disobek-sobek olehnya. Mengetahiu hal itu, Rasulullah r menjelaskan bahwa Syahinsyah yang sombong itu akan dibunuh oleh anaknya sendiri pada malam Selasa 10 Jumadil Awwal 7 Hijriah. Ternyata benar, Asy-Syirwaih nama anak tersebut.

Kemudian surat dakwah Rasulullah dikirimkan pula pada An-Najasyi (Raja Ethiopia), Ar-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali ( Raja Yamamah), dan Al Harits (Gubernur Roamwi di Syam). Di antara mereka, yang menerima seruan Rasulullah hanyalah Al Munzir. Ia mengajak para pembesar negera dan rakyatnya untuk masuk Islam.

  1. Strategi Dakwah Rasululllah

Pokok-Pokok Pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah adalah

  1. Berdakwah dari diri sendiri.
  2. Metode yang digunakan sesuai dengan Surah An Nahl: 125

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An Nahl: 125)

  1. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah dan umatnya.
  2. Berdakwah dengan dilandasi niat ikhlas karena Allah semata.

Lalu, strategi yang dilakukan Rasulullah  dalam berdakwah di Madinah antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Membangun masjid

Masjid Quba dibangun tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriah. Selanjutnya dibangun pula masjid kedua, yaitu Masjid Nabawi di Madinah. Peranan masjid pada masa Rasulullah antara lain sebagai berikut:

    1. Sarana pembinaan umat Islam.
    2. Sarana ibadah, shalat 5 waktu, Idul Adha, Idul Fitri, salat Jum’at, dan shalat Tarawih.

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (Al Jin: 18)

    1. Tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam.
    2. Tempat pertemuan untuk menjalin persaudaraan.
    3. Sarana kegiatan sosial.
    4. Menjadikan halaman masjid sebagai tempat pengobatan para penderita sakit.
    5. Sebagai tempat bermusyawarah.
  1. Membangun Ukhuwah Islamiyah (Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Anshar)

Rasulullah telah berhasil mempersaudarakan kaum Muhajirin (para sahabat Rasulullah r penduduk asli Mekkah yang hijrah ke Madinah) dengan kaum Anshar (para sahabat Rasulullah penduduk asli Madinah). Persaudaraan ini menciptakan kekuatan yang hebat dan persaudaraan baru yaitu persaudaraan yang berdasar agama.

  1. Perjanjian antara Muslim dengan Non-mislim

Perjanjian ini adalah Piagam Madianh yang isinya antara lain:

    1. Setiap golongan memiliki hak pribadi, keagamaan, dan politik. Hukuman boleh dijatukan untuk mereka yang berbuat kerusakan.
    2. Tiap penduduk mendapat jaminan kebebasan beragama.
    3. Semua penduduk berkewajiban mempertahankan kota Madinah.
    4. Rasulullah sebagai pemimpin seluruh penduduk Madinah.
  1. Meletakkan Dasar-Dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yang Islami demi Terwujudnya Masyarakat Madani

Rasulullah meletakkan dasar bagi sistem politik Islam, yakni musyawarah. Umat islam dapat mengangkat wakil-wakil rakyat serta membuat peraturan selama tak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadis.

Dalam bidang ekonomi Rasulullah meletakkan dasar keadilan bagi semua warga. Dalam bidang sosial, Rasulullah meletakkan dasar persamaan derajat semua individu, yang membedakan hanyalah amal shalehnya.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujuraat: 13)

  1. Sikap dan Perilaku penghayatan Sejarah Dakwah Rasulullah r
  1. Mencintai Rasulullah dengan mengamalkan Al-Qur’an serta memelihara ketaqwaan.
  2. Menyosialisasikan sunnah Nabi
  3. Gemar membaca buku khususnya Sirah nabi
  4. Memelihara silaturahmi.
  5. Apabila mampu, mengunjungi tanah suci Mekkah dan Madinah.
  6. Mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan Hadis shahih serta mengamalkannya.
  7. Berjihad di jalan Allah
  8. Memakmurkan tempat ibadah.
  1. Hikmah yang Dapat Diambil
  1. Terjalin persaudaraan sebagaimana antara Muhajirin dan Anshar sehingga memperkuat Islam.
  2. Menjaga persatuan Islam dan saling menghormati.
  3. Menumbuhkembangkan sikap tolong menolong.
  4. Memahami bahwa Islam harus berpegang teguh pada atuaran Allah
  5. Memahami dan menyadari bahwa kita wajib menjalin hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.
  6. Mendapat warisan dua pusaka yaitu Al Qur’an dan Hadis.
  7. Menjadikan perjuangan Nabi sebagai inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan Islam.
  8. Terjalin hubungan yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas X. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Drs. Hamid SP, M.Ag. 2007. Pendidikan Agama Islam SMA kelas X. Surakarta:

Harapan Baru.

Drs. Margiono, M.Pd., dkk. 2006. Agama Islam I Lentera Kehidupan SMA kelas X.

Bogor: Yudhistira.

Ragil, Sutomo, dan Rosyid Effendi. 2007. Acuan Pengayaan Pendidikan Agama

Islam SMA kelas X Semester 2. Solo: CV. Sindhunata.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s